Karya Ilmiah
Solusi Yang Lebih Mudah Dalam Pembuatan Kerajinan
Dream Catcher
DISUSUN OLEH:
AMYRA INTAN F. R
DESY RIZKA WULANDARI
FITRI HANDAYANI
SITI FATIMAH
YUNI ANNISA ULFATANA
SMAN 1 SIMPANG EMPAT
TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Zaman sudah
berubah, dari pembuatan kerajinan yang tradisional hingga menggunakan mesin.
Salah satunya adalah kerajinan dream catcher, mungkin kita binggung apa itu
dream catcher. Menurut kepercayaan Amerika Latin dream catcher berfungsi
sebagai penangkal mimpi buruk. Bentuknya yang sangat unik membuat masyarakat
tertarik, dari mengkoleksi sampai ingin belajar membuatnya. Akan tetapi karena
bentuknya yang sangat unik itulah, juga bahan pembuatannya yang sulit didapat,
seperti ranting willow merah untuk lingkarannya. Dan juga waktu dalam
pembuatannya yang memakan waktu cukup lama, banyak orang yang tidak dapat
membuatnya dengan baik, dan malas untuk membuatnya. Maka dari itu, disini kami
meneliti bagaimana cara yang lebih mudah dan waktu yang lebih singkat dalam
pembuatan kerajinan ini, dengan mengganti bahan-bahan yang sulit didapat dengan
bahan yag mudah didapat. Karena bentuknya yang unik ini, banyak orang yang menggunakannya
sebagai hiasan dinding, souvenir unik dan sebagainya. Kerajinan ini mempunyai banyak manfaat, dari segi ekonomis
dan juga segi kebudayaan. Karena dapat menjadi sumber penghasilan atau mata
pencaharian seseorang.
1.2
Rumusan
Masalah
Bagaimana solusi atau cara yang lebih
mudah dan cepat dalam pembuatan kerajinan dream catcher?
1.3
Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui cara atau solusi yang
lebih mudah dalam pembuatan kerajinan dream catcher
1.4
Manfaat
Penelitian
1. Kita
jadi mengetahui cara atau solusi yang lebih mudah dalam pembuatan kerajinan
dream catcher
2. Lebih
menghemat biaya dalam pembuatan dream catcher, juga menghemat waktu yang
dibutuhkan dalam pembuatannya
3. Kerajnan
ini juga bisa sebagai hiasan dinding, gantungan kunci dan sebagainya.
4. Selain
itu, hasil kerajinan ini bisa dijadikan sebagai usaha tambahan, juga menghemat
modal yang kita keluarkan.
1.5
Metode
Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan
adalah observasi dan kualitatif
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pengertian
Kerajinan
Kerajinan adalah sebutan bagi suatu benda hasil karya seni
manusia. Kata 'kerajinan' berasal darikata 'rajin' yang artinya barang/benda
yang dihasilkan oleh keterampilan tangan. Kerajinan terbuat dari berbagai
bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang
pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat
sesuatu.
Nilai-nilai
yang dibutuhkan untuk membuat suatu kerajinan adalah memiliki kecakapan,
keahlian, penguasaan dalam proses pembuatan produk, dan kreatifitas/imajinasi.
Kerajinan ada dua jenis yaitu:
1.
Kerajinan bahan alam, merupakan
kerajinan yang terbuat dari bahan alam atau bahan dasarnya bahan-bahan alam
seperti : serat alam
,bambu,rotan .
2.
Kerajinan bahan buatan, merupakan kerajinan
yang terbuat dari bahan buatan seperti : plastik,gips,sabun,lilin,dan lain
lain.
Jenis - jenis produk kerajinan yang berasal dari
Indonesia
·
Batu
Nah, kali ini kami mengambil kerajinan yang berasal dari
Amerika Latin. Dan menelitinya agar kerajinan tersebut menjadi lebih mudah
dalam cara pembuatannya.
2.2 Dream
Catcher
Dream catcher atau
penangkap mimpi berakar pada tradisi orang-orang penduduk pribumi Amerika
(Indian) menggantungkan sebuah jaring-jaring simbolis di atas tubuh seseorang
yang tidur untuk melindunginya dari mimpi buruk. Sebuah dream catcher terbuat
dari sebuah simpul kayu berbentuk lingkaran yang di dalamnya terdapat sebuah
jaring anyaman dengan lubang di tengahnya. Di bagian bawah lingkaran kayu itu
terdapat dua atau lebih bulu yang tergantung-gantung. Dengan digantungkan di
atas orang yang sedang bermimpi, dream catcher akan menyaring mimpi-mimpi dari
udara malam, dan hanya akan membiarkan mimpi-mimpi yang baik dan pesan-pesan
yang penting saja yang masuk ke dalam orang tersebut.
Ada
banyak sekali legenda-legenda indah mengenai asal usul dream catcher ini, yang
menceritakan apa yang bisa dilakukan oleh penangkap mimpi itu. Indian Lakota,
misalnya, mempercayai bahwa mimpi yang baik ditangkap untuk menjadi bagian dari
jaringan kehidupan, sementara mimpi-mimpi buruk akan lewat begitu saja melalui
lubang yang ada di tengah penangkap mimpi. Legenda suku Navajo, Ojibwe, dan
Chippewa menyatakan bahwa jaring itu menangkap mimpi buruk, mencegahnya masuk
ke dalam impian, sementara mimpi-mimpi yang baik akan lewat melalui lubang di
tengahnya. Dalam legenda ini, sinar matahari pagi akan memurnikan jaring itu
dari mimpi-mimpi buruk yang ditangkapnya semalam. Penangkap mimpi untuk
anak-anak dengan legenda yang disebut terakhir ini memiliki sebuah bulu di
lubang tengahnya sehingga mimpi-mimpi yang baik bisa masuk ke dalam bulu itu
dan masuk ke dalam mimpi.
Penangkap
mimpi tradisional memiliki delapan titik tempat jaring menempel pada lingkaran,
hal ini melambangkan delapan kaki laba-laba. Laba-laba melambangkan energi
penciptaan kaum wanita, kebijaksanaan, dan pembelajaran. Dalam kebudayaan orang
Indian, penangkap mimpi sangat penting untuk digantungkan di atas tempat tidur
bayi supaya bayi terlindung dari mimpi buruk atau “angin jahat” (energi yang
buruk). Penangkap-penangkap mimpi ini, kesemuanya dibuat dari simpai dan urat
jaring pohon willow, tidak dibuat untuk dipakai selamanya. Ketika si anak
tumbuh dewasa, penangkap mimpi ini biasanya diganti dengan yang baru untuk
siklus kehidupan si anak berikutnya.
Meskipun
gagasan tentang mimpi merupakan gagasan yang umum dikaitkan dengan dream
catcher, tampaknya tujuan pemaknaan yang sesungguhnya dari penangkap mimpi ini
lebih luas lagi. Legenda suku Lakota, misalnya, meyakini bahwa selama
perjalanan kehidupan banyak kekuatan yang bisa menghalangi kesadaran atas Roh
Besar. Keyakinan pada Roh Besar bisa membuat penangkap mimpi tidak hanya akan
menangkap mimpi-mimpi baik namun juga visi, gagasan, dan peluang yang baik yang
bisa membantu seseorang mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh karena itu,
dream catcher tidak hanya berguna untuk tidur saja, namun lebih merupakan totem
atau jimat yang dipercaya oleh sementara orang bisa memusatkan energi baik dan
menghilangkan energi negatif.
2.3
Sejarah Dream Catcher
Dream Catcher saat ini sering sekali dapat kita temui,mulai dari sebagai
hiasan wanita, hiasan dinding hingga digantung di jendela maupun pintu. Dream
catcher dipakai sebagai hiasan, namun ternyata dream catcher sendiri memiliki
sejarah dan kepercayaannya sendiri.
Dream catcher atau penangkap mimpi adalah sebuah kepercayaan asal
penduduk pribumi Amerika (Indian). Beragam legenda-legenda mengenai asal usul
dream catcher ini, menceritakan apa yang dapat dilakukan oleh si penangkap
mimpi. Indian Lakota memercayai bahwa, mimpi yang baik ditangkap untuk menjadi
bagian dari jaringan kehidupan, sementara mimpi buruk nantinya akan lolos
begitu saja melalui lubang yang ada ditengah penangkap mimpi.
Berbeda degan suku Chippewa, Navaji, dan
Ojibwe yang menyatakan bahwa jarring itu digunakan untuk menangkap
mimpi buruk dan mencegahnya masuk kedalam impian sang empunya,
sementara mimpi baik anak lolos melalui lubang ditengahnya. Penangkap-penangkap
mimpi ini semuanya terbuat dari simpai dan urat jarring pohon willow. Biasanya
penangkap mimpi ini akan digantungkan diatas tempat tidur. Penangkap mimpi
tidak permanen digunakan, ketika sudah tumbuh dewasa penangkap mimpi ini
biasanya diganti dengan yang baru, mengikuti siklus kehidupan siempunya.
Benda tersebut kerap kali dikaitkan
dengan mimpi, namun sesungguhnya memiliki makna yang luas. Dream catcher ini
tidak hanya berguna untuk menangkap mimpi baik atau buruk saja, namun lebih
merupakan jimat yang dipercaya untuk memusatkan energi positif dan
menghilangkan energi negatif.
Dahulu kala diceritakan pemimpin
spiritual Lakota berada di sebuah gunung yang tinggi dan memiliki sebuah
penglihatan. Dalam penglihatannya, Iktomi, para penipu besar dan pencari
kebijaksanaan, muncul dalam bentuk laba-laba. Iktomi berbicara kepadanya dalam
bahasa yang suci. Ketika ia berbicara Iktomi mengambil lingkaran pohon willow
yang memiliki bulu, bulu kuda, manik-manik dream catcher dan mempersembahkan
diatasnya dan mulai memutar jaring-jaring. Dia berbicara kepada penatua
mengenai siklus kehidupan, bagaimana kita memulai hidup kita sebagai bayi ,
bergerak melalui masa kanak-kanak dan menjadi dewasa. Akhirnya kami pergi ke
usia tua di mana kita harus diurus sebagai bayi , menyelesaikan siklus . Tapi,
Iktomi sambil terus memutar jaringnya , di setiap waktu hidup ada banyak
kekuatan , beberapa baik dan beberapa buruk. Jika Anda mendengarkan kekuatan
yang baik, mereka akan mengarahkan Anda ke arah yang benar. Tapi, jika Anda
mendengarkan pasukan buruk, mereka akan mengarahkan Anda ke arah yang salah dan
dapat melukai Anda. Jadi kekuatan ini dapat membantu, atau dapat mengganggu
keharmonisan alam. Sementara laba-laba berbicara, dia terus menenun jaringnya .
Ketika Iktomi selesai berbicara, ia
memberi penatua jaring dan berkata, jaring adalah sebuah lingkaran sempurna
dengan lubang di tengah. Gunakan jaring untuk membantu orang-orang Anda
mencapai tujuan mereka, membuat baik penggunaan ide-ide mereka, mimpi dan visi.
Jika Anda percaya pada semangat besar, jaring akan menyaring ide-ide yang baik
dan yang buruk akan terperangkap dan tidak akan lulus .
Penatua meneruskan penglihatannya
keorang-orang dan sekarang banyak orang India memiliki dreamcatcher di atas
tempat tidur mereka untuk menyaring mimpi dan visi mereka. Yang baik akan
melewati lubang pusat kepada orang tidur. Kejahatan dalam mimpi mereka
ditangkap dalam jaring, di mana mereka binasa dalam cahaya matahari pagi.
Dikatakan dreamcatcher memegang nasib masa depan .
Sejarah
lainnya :
Dream catcher adalah seni dan
kerajjinana pendudu asli Amerika. Awalnya jaring “dream catcher” Ojibwa dibuat
dengan maksud untuk mengajarkan “kebijaksanaan alam”. Alam adalah guru yang
terbaik. Dream cacher dibuat dari ranting, otot, dan bulu yang ditenun oleh
orang Ojibwa sejak zaman kuno. Mereka ditenun oleh kakek dan nenek untuk
anak-anak yang baru lahir dan menggantungkannya di cradkeboard (tempat tidur
bayi zaman kuno) untuk memberikan kedamaian dan mimpi yang indah.Diistilahkan
mimpi indah mengetahui jalannya menuju kita melalui bulu-bulu yang ada. Gerakan
sedikit bulu menunjukkan berlalunya lagi mimpi indah. Sedangkan mimpi buruk
kebingunungan menemukan jalan mereka dan terjebak disana hingga mata hari
terbit. Mimpi buruk itu akan menguap seperti embun pagi.
Awalnya, dream catcher penduduk asli
Amerika ditenun pada ranting willow merah menggunakan benang dari tangkai
dari jelatang menyengat. Mereka juga menggunakan bulu alami dan semi permata, 1
permata untuk setiap jaringnya karena hanya ada satu pencipta dalam jaring
kehidupan.
2.4
Arti
Lambang
Penangkap mimpi tradisional memiliki delapan titik tempat
jaring menempel pada lingkaran, hal ini melambangkan delapan kaki laba-laba.
Laba-laba melambangkan energi penciptaan kaum wanita, kebijaksanaan, dan
pembelajaran. Dalam kebudayaan orang Indian, penangkap mimpi sangat penting
untuk digantungkan di atas tempat tidur bayi supaya bayi terlindung dari mimpi
buruk atau “angin jahat” (energi yang buruk). Penangkap-penangkap mimpi ini,
kesemuanya dibuat dari simpai dan urat jaring pohon willow, tidak dibuat untuk
dipakai selamanya. Ketika si anak tumbuh dewasa, penangkap mimpi ini biasanya
diganti dengan yang baru untuk siklus kehidupan si anak berikutnya.
Meskipun gagasan tentang mimpi merupakan
gagasan yang umum dikaitkan dengan dream catcher, tampaknya tujuan pemaknaan
yang sesungguhnya dari penangkap mimpi ini lebih luas lagi. Legenda suku
Lakota, misalnya, meyakini bahwa selama perjalanan kehidupan banyak kekuatan
yang bisa menghalangi kesadaran atas Roh Besar. Keyakinan pada Roh Besar bisa
membuat penangkap mimpi tidak hanya akan menangkap mimpi-mimpi baik namun juga
visi, gagasan, dan peluang yang baik yang bisa membantu seseorang mencapai
tujuan dan cita-citanya. Oleh karena itu, dream catcher tidak hanya berguna
untuk tidur saja, namun lebih merupakan totem atau jimat yang dipercaya oleh
sementara orang bisa memusatkan energi baik dan menghilangkan energi negatif.
BAB
III
PEMBAHASAN
Kami
akan membahas tentang cara atau solusi yang mudah agar dalam pembuatan
kerajinan ini menjadi lebuh mudah dan cepat. Pertama kami mengganti bahan-bahan
yang digunkan.
3.1 Alat
dan Bahan
Alat:
·
Gunting
·
Lem
·
Selotip
atau plester
Bahan:
·
Lingkaran
(disini kami mengganti ranting willow merah atau rotan menjadi pinggiran gelas
air mineral)
·
Pita
(disini kami menggunakan pita agar dalam meliliti lingkaran menjadi lebih cepat
daripada menggunakan benang)
·
Benang
(digunaka dalam pembuatan jaring)
·
Manik-manik
·
Bulu-bulu
3.2 Cara
Pembuatan
1.
Ambil 3 lingkaran (pingiran gelas air
mineral), lalu satukan menggunakan plester, agar tampilannya menjadi lebih
tebal dan tidak terlalu lentur, sehingga saat dililit dengan pita tidak akan
bengkok-bengkok.
dengan cara ini akan lebih menghemat
waktu kita dalam pembuatan dan menghemat biaya yang dikeluarkan,dan bahan yang
digunakanpun mudah untuk didapat.
2. lingkaran
yang sudah jadi dililit dengan pita, kemudian lem. Dengan menggunakan pita kita
juga lebih menghemat waktu dalam proses pembuatannya.
3. Kemudian
lingkaran yang sudah dililit dengan pita tadi kita ikat dengan benang ketapi
dan lilitkan benang, tapi beri celah sedikit untuk memasukkan benang, sampai
terbentuk simpul begitu seterusnya sampai membentuk seperti jaring laba-laba.
(untuk lebih jelasnya lihat gambar pada lampiran)
4. Kemudian
masukkan manik pada ujung benang dan ikat ujung manik tersebut.
5. Lalu,
ambil beberapa bulu dan manik-manik, masukkan benang pada manik-manik dan
masukkan bulu pada lubang manik, buat 3 buah.
6. Setelah
itu, ikatkan benang tadi pada lingkaran di sisi kanan, kiri dan bawah bulatan.
Dan kemudian beri gatungan. Dan selesai
Dari cara
diatas kami dapat menghemat biaya dan waktu dalam proses pembuatan kerajinan
dream catcher. Dengan mengganti bahan-bahan yang sulit didapat dengan bahan yang
mudah didapat serta murah, seperti untuk lingkaran kami mengganti lingkaran
yang terbuat dari rotan dengan pinggiran gelas plastik, dan benang diganti
dengan pita, bila menggunakan benang butuh waktu yang sangat lama hanya untuk
melilitkan benang pada lingkaran belum lagi dengan proses yang lainnya,
sedangkan bila menggunakan pita untuk melilitkannya pada lingkaran tidak
membutuhkan waktu yang lama, bila dengan menggunakan benang kita membutuhkan waktu
sampai berjam-jam kami hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk
menyelesaikan lilitannya. Dari percobaan
kami ini kami dapat menghemat waktu berjam-jam dalam proses pembuatannya.
Selain itu, kerajinan ini juga bisa untuk usaha sampingan, selain modalnya yang
jadi lebih murah juga dalam proses pembuatannya tidak memakan waktu yang lama.
Dan dengan membuatnya sendiri kita juga bisa membuat sesuai dengan keinginan
kita dan membuat dalam jumlah yang banyak, belum tentukan kita bisa menemukan
kerajinan ini di daerah kita kan. Nah, selain itu kerajinan ini juga bisa
sebagai hiasan dinding, dan gantungan kunci.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kesimpulan
dari penelitian kami ini adalah, agar pembuatan dream catcher Lebih cepat dan
hemat biaya, kita bisa mengganti bahan-bahan yang sulit didapat dengan bahan
yang mudah didapat, seperti ranting willow merah atau rotan untuk membuat
lingkaran, kita bisa menggantinya menjadi pinggiran gelas air mineral yang
disatukan beberapa buat agar menjadi lebih tebal dan tidak bengkok. Dan untuk
benang yang digunakan untuk melilit lingkaran kita bisa ganti dengan pita,
sehingga lebih hemat waktu. Karena ukuran pita lebih tebal sehingga menjadi
lebih cepat. Dan dari penelitian kami ini kami dapat menghemat waktu berjam-jam
dalam proses pembuatannya.
4.2
Saran
Saran
dari kami sebaiknya saat ingin membeli bahan-bahan yang dibutuhkan, belilah
lebih dahulu bulu-bulu, lalu dilanjutkan dengan membeli pita dan manik dengan
menyesuaikan warnanya dengan warna bulu yang kita dapatkan. Dan sebaiknya anda
juga menggunakan benang gudang berwarna Agar tampilanya tidak berbulu-bulu dan
saat membuat simpul atau jarring laba-laba, buatlah agak sedikit kencang jangan
terlalu longgar.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
ini untuk gambar cara-caranya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar